Ulat jerman /
king mealworm (Zophobas morio) merupakan bahan pakan popular
yang banyak digunakan para penghobi untuk diberikan kepada reptil, burung
kicauan, dan unggas lainnya. Penggemar burung dan reptil di mancanegara sering
menyebutnya superworm. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada ulat hongkong.
Nilai gizinya pun lebih tinggi. Bukan hanya itu, ulat jerman juga dianggap
lebih aman ketimbang ulat hongkong yang banyak digunakan kicaumania di
Indonesia.
Ulat jerman
merupakan larva dengan panjang sekitar 6 cm. Berbeda dari giant mealworm
yang posturnya lebih besar (lantaran disuntik hormon pertumbuhan), ulat jerman
atau superworm tumbuh secara alami tanpa rekayasa manusia.
Untuk membedakan
ulat jerman dan giant mealworm sebenarnya cukup mudah. Selain ukurannya lebih
kecil, ulat jerman juga akan mati jika disimpan dalam kulkas. Hal ini juga
berlaku pada ulat hongkong. Adapun giant mealworm tidak akan mati ketika
disimpan dalam kulkas.
Belakangan ini
budidaya ulat jerman mulai marak di Indonesia, meski jumlahnya masih kalau
dibandingkan dengan jumlah pembudidaya ulat hongkong. Awalnya, bibit ulat
jerman didatangkan dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Sekarang tak perlu
impor lagi, karena sudah banyak yang mengembangbiakkannya di Indonesia untuk
pakan burung dan reptil.
Selain itu,
kandungan protein dan zat gizi lainnya pada ulat jerman juga lebih tinggi
daripada ulat hongkong. Bahkan, ulat jerman juga memiliki sistem kekebalan
tubuh yang lebih tinggi, sehingga ketika termakan burung bisa membantunya dalam
menangkal berbagai agen penyakit seperti virus, bakteri, jamur, maupun parasit.
Semua ini makin
menegaskan kalau ulat jerman lebih aman dan bermanfaat bagi burung kicauan
daripada ulat hongkong. Berikut ini beberapa kandungan gizi pada ulat
jerman :
Protein : 19,06
%
Lemak : 14,19 %
Kalsium : 173
ppm
Serat kasar:
2,60 %
Selain nilai
gizinya lebih tinggi, kandungan khitin (exoskeleton) pada ulat jerman
jauh lebih sedikit daripada ulat hongkong. Dengan demikian, pakan ini lebih
mudah dicerna dan aman bagi saluran pencernaan burung, meski burung
mengkonsumsinya dalam jumlah banyak.
Selama ini, ulat
hongkong cenderung diberikan kepada burung menjelang lomba. Kicaumania yang tak
pernah berlomba, atau menjadikan burung sebagai penyanyi di rumah, biasanya
hanya memberikan ulat hongkong sesekali saja. Sebab pemberian ulat hongkong
secara berlebihan dapat membuat burung over birahi.
Agar burung bisa
mencerna ulat hongkong, beberapa kicaumania terpaksa harus menunggu ulat ganti
kulit. Tak sedikit pula yang melakukan trik tertentu untuk mempercepat ulat
hongkongganti kulit.
Berdasarkan
fakta di atas, pemberian ulat jerman lebih bermanfaat daripada ulat hongkong.
Namun, burung berukuran kecil seperti pleci, prenjak, ciblek dan
sebagainya tetap saja susah mencerna ulat jerman, jika tak dipotong-potong
terlebih dulu. Setelah dipotong-potong, ulat bisa disimpan dalam wadah
bersih dan terpisah dari pakan lainnya.
Note: bagi yang
ingin mengembangbiakkannya, baik untuk konsumsi burung piaraan / penangkaran di
rumah, atau dijadikan lapangan usaha bagi sobat kicaumania yang berminat.
SUMBER : omkicau.com
No comments:
Post a Comment