Kumbang koksi / kepik (ladybug)
Kumbang koksi
atau lebih akrab disebut kepik merupakan salah satu anggota keluarga Coccinellidae. Insekta ini berukuran
kecil, berbentuk bulat, dengan warna cerah di tubuhnya.
Di alam,
sebagian besar hewan predator mengasosiasikan warna-warna mencolok terutama
orange, kuning, dan hitam sebagai hewan beracun atau sifat tidak menyenangkan
lainnya. Tetapi pada kenyataanya, sebagian besar kumbang jenis Coccinellids ini sangat beracun bagi
hewan lain seperti kadal dan burung-burung kecil.
Racun kepik
terdapat pada aliran darahnya, yang menjadi alat pertahanan dirinya dari
serangan hewan lain. Jika terdesak, racun ini akan disemprotkan keluar melalui
pori-pori di ekso skeleton,
terutama pada bagian sendi di kakinya.
Kekuatan racun
kepik tergantung usia, spesies, dan pakannya. Dalam mempertahankan dirinya,
kumbang ini memiliki perilaku cukup unik. Dia akan pura-pura mati dengan
membalikkan tubuh dan menarik kaki-kakinya ke dalam.
Jika hewan
predator tetap mendekatinya, kepik akan mengeluarkan cairan kuning dari
persendian kakinya. Cairan ini memiliki bau dan rasa yang tidak sedap, sehingga
beberapa jenis burung di alam liar akan menolak untuk memakannya.
Namun hal
berbeda bisa saja terjadi pada burung di dalam sangkar, yang baru pertama kali
melihat kepik, lalu mencoba memakannya, meski racun sudah dikeluarkan kumbang
tersebut. Akibatnya, dalam waktu sekejap, burung akan mengalami gangguan
kesehatan, dan jika tidak ditangani bisa berakhir dengan kematian.
Kunang-kunang (firefly)
Kunang-kunang
termasuk keluarga Lampyridae. Serangga
ini bisa mengeluarkan cahaya pada tempat gelap (malam hari). Cahaya ini
dihasilkan oleh “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun
inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 – 670 nanometer, dengan
warna merah pucat, kuning, atau hijau dengan efisiensi sinar sampai 95%.
Kegunaan cahaya
ini sebenarnya untuk saling mengenali atau sebagai tanda kawin dengan
menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda, tergantung spesiesnya. Selain
itu cahaya kunang-kunang juga tanda bahwa mereka bukanlah pakan lezat bagi
predatornya.
Kunang-kunang,
terutama dari genus Photinus, bisa menimbulkan potensi ancaman bagi hewan
peliharaan khususnya burung kicauan. Racun yang disebut lucibufagins ini secara kimia
sangat berhubungan dengan cardiotoxins,
yang biasa ditemukan dalam kodok dan tanaman.
Tanda-tanda
burung / hewan yang keracunan akibat memakan kunang-kunang bisa terlihat dalam
waktu 30 menit setelah mengkonsumsi serangga cantik ini. Biasanya kepala burung
terlihat gemetaran, paruh selalu terbuka (menganga), burung mencoba memuntahkan
isi perutnya tetapi tidak berhasil, kesulitan bernafas, dan kulit berubah
gelap.
Dan, dalam waktu
1 jam, burung bisa mengalami kematian. Sebab efek racun ini sangat berpengaruh
terhadap jantung. Bahkan semua spesies kadal yang memakan seekor kunang-kunang
bisa langsung mati.
Tawon jaket kuning (wasp)
Seperti halnya
tawon hornet, tawon jenis jaket kuning ini juga memiliki perilaku menyengat
jika terancam. Sengatannya bisa menimbulkan alergi, dengan gejala anaphylactic schock yang berakhir
dengan kematian akibat sengatan tawon tunggal.
Jika sampai
termakan, burung akan mengalami alergi yang kuat dan mengalami kemurungan
disertai bulu-bulu yang mengembang. Dalam waktu 1 -2 hari, burung pun akan
mengalami kematian.
Belalang yang tidak berwarna
hijau
Belalang memang
bagus untuk burung kicauan, karena kandungan proteinnya lebih tinggi daripada
jangkrik. Namun, belalang yang bagus untuk burung kicauan adalah yang berwarna
hijau. Jangan memberikan belalang warna lain, misalnya warna hitam, merah, atau
berbintik.
Belalang dengan
warna hitam, merah, atau berbintik menunjukan bahwa mereka mengandung racun
yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan bagi burung yang mengkonsumsinya.
Mereka memiliki racun yang berasal dari sekresi fenolik dari kelenjar di
dadanya.
Racun belalang
ini terdiri atas senyawa fenolik dan kuinon. Efeknya memang berbeda-beda,
tergantung dari jenis belalangnya, juga ketahanan spesies burung tertentu.
Cendet,
misalnya, sering memangsa jenis belalang apapun dan sama sekali tak terganggu
kesehatannya. Boleh jadi, karena cendet memiliki perilaku unik sebelum
menyantap mangsanya. Ia akan menancapkan buruannya pada duri, sebelum
memakannya. Mungkin hal ini untuk membuang racun dari serangga tersebut.
Ngengat (moth)
Ngengat terdiri
atas beberapa spesies. Beberapa spesies ngengat sangat berbahaya jika
dikonsumsi hewan atau burung peliharaan, antara lain :
Ngengat daniid (daniid moth) . Jenis ini sangat
beracun. Jika burung sampai memakannya, maka ia akan mati secara
perlahan-lahan, setelah mengalami penderitaan terlebih dulu.
Ngengat zebra
sayap panjang (zebra longwing moth). Ngengat
ini juga sangat berbahaya, karena punya racun sianida dalam tubuhnya. Sianida
sangat mematikan bagi manusia, mamalia, apalagiburung.
Ngengat burnet (burnet moth). Jenis ini juga
memiliki racun sianida dalam tubuhnya.
Ngengat kaisar (emperor moth). Ngengat ini memiliki
bahan kimia anti-koagulan yang sangat kuat. Jika dikonsumsi burung bisa
menyebabkan pendarahan berlebihan terutama ketika kulit terluka. Darah pun
tidak bisa mengental / menggumpal, sehingga burung akan mati akibat kehabisan
darah.
Ngengat tawon (scarlet moth). Spesies ini mengandung
racun alkaloid.
Ngegat macan (tiger moth). Jenis ini mengandung
sejumlah kecil racun yang bisa mengganggu saluran pencernaan burung selama
berminggu-minggu.
Kecoak (cockroach)
Kecoak memang
merupakan salah satu pakan alternatif yang bagus bagi burung kicauan seperti
murai batu. Namun, harus diketahui juga, kecoak yang baik bagi burung kicauan
adalah kecoak batu atau kecoak dubia.
Yang harus
dihindari, karena berbahaya, adalah kecoak rumahan maupun kecoak selokan yang
justru sering mampir tanpa diundang ke rumah kita. Bukan karena mereka beracun,
melainkan sering menjadi inang atau media perantara bagi bakteri atau parasit
yang merugikan kesehatan burung, juga kesehatan manusia.
Walang sangit
Anda tentu sudah
mengenal walang sangit. Jika muncul di depan kita, dia akan mengeluarkan bau
yang sangat busuk. Selain bau , walang sangit juga akan mengeluarkan cairan
yang bisa menyebabkan alergi.
Efek yang
terjadi jika burung mengkonsumsi walang sangit adalah munculnya gangguan
kesehatan yang bisa menyakitkan burung. Burung juga bisa kehilangan suaranya
selama beberapa hari, dan tidak sedikit pula yang berakhir dengan kematian.
Lembing, wereng, dan tomcat
Wereng terdiri
atas beberapa jenis yang merugikan pertanian terutama tanaman padi. Salah satu
jenis wereng beracun adalah tomcat (Paederus
littoralis), yang pernah menghebohkan para petani beberapa waktu lalu.
Wereng ini akan
mengeluarkan cairan yang bisa menyebabkan kulit seperti terbakar, dan
menimbulkan reaksi alergi berat seperti gatal-gatal. Efeknya, jika
termakan burung, tentu lebih berbahaya daripada jika racun itu mengenai kulit
manusia.
SUMBER : omkicau.com
No comments:
Post a Comment