• Membedakan Cucak Hijau Jantan Dan Betina
  • Membedakan Murai Batu Jantan Dan Betina
  • Membedakan Branjangan Jantan Dan Betina
  • Membedakan Gelatik Jawa Jantan Dan Betina
Saturday, October 26, 2013

Penangkaran Pelatuk Bawang (Burung Yang Semakin Langka)


Pelatuk bawang (Dinopium javanense) biasanya dipelihara untuk dijadikan burung master. Burung ini juga kerap dijadikan pelengkap ritual bernuansa mistik. Di sisi lain, habitat burung ini makin menyusut, menyusul maraknya alihfungsi hutan untuk kegunaan lain. Tak heran jika pelatuk bawang kini sangat sulit ditemukan di habitat aslinya, kecuali di beberapa kawasan taman nasional.
Sekilas tentang burung pelatuk bawang
Burung pelatuk bawang / common blackfame atau sering juga disebut gloden-backed woodpecker merupakan spesies burung khas di Kawasan Oriental, yang mencakup negara-negara di Asia Selatan, Asia Tenggara, dan wilayah selatan China. Di Indonesia, burung ini dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
Mereka biasa mendiami kawasan hutan lembab dan terbuka, semak belukar, hutan bakau, areal perkebunan kelapa dan tanaman perkebunan lainnya, taman-taman dan lapangan luas seperti lapangan golf. Di alam liar, burung ini sering memakan semut, larva serangga, kalajengking kecil, kecoa, dan jenis serangga lainnya.
Perkembangbiakan dapat terjadi sepanjang tahun, di mana mereka akan menggali lubang di batang pohon baik dengan ketinggian rendah (kurang dari 2 meter) maupun di lokasi yang sangat tinggi (10 meter). Namun yang sering dijumpai, lubang sarang berada pada ketinggian kurang dari 5 meter.
Pohon yang kerap dijadikan sarang antara lain batang pohon kelapa dan tanaman buah. Jumlah telur biasanya terdiri dari 2-3 butir telur.
Membedakan burung jantan dan betina
Jenis kelamin burung pelatuk bawang bisa dibedakan dari penampilannya. Burung jantan memiliki jambul berwarna merah di bagian atas kepalanya. Hal ini tidak dijumpai pada burung betina, yang bagian atas kepala hanya berwarna hitam.
Model kandang penangkaran
Kandang penangkaran harus terbuat dari rangka besi, dengan dinding kawat kassa. Jika menggunakan bahan kayu. bersiap-siaplah untuk digerogoti oleh paruhnya yang kuat. Namanya juga burung pelatuk, perilakunya pasti sering mematuki benda-benda di sekitarnya.
Model kandang yang cocok untuk menangkar burung ini adalah kandang aviary, namun hanya diisi sepasang burung saja. Ukuran kandang menyesuaikan, dengan patokan ideal panjang 1,5 m, lebar 1 m, dan tinggi 2-2,5 meter.
Masukkan satu atau beberapa pot berisi tanaman berdaun rindang, untuk mengkamuflase seperti kondisi di habitat aslinya. Tempat bersarang bisa menggunakan potongan batang pohon berlubang. Misalnya, batang pohon palem atau kelapa.
Potongan batang diletakkan dalam posisi berdiri (vertikal), yang nantinya akan digunakan burung indukan untuk merayap dan menyempurnakan lubang yang ada.
Alternatif lain, Anda bisa menggunakan sebuah gelodok untuk tempat mereka bersarang yang digantung di lokasi strategis.
Wadah pakan sebaiknya diletakkan di lokasi yang berdekatan dengan kotak sarang, karena burung sering mencari lubang untuk bersarang yang banyak pakan di sekitarnya.
Dengan alasan ini pula, Anda bisa menyediakan lebih dari 1 unit kotak sarang, agar burung bisa memilih sendiri. Jika induk sudah bertelur dan mengeram, kotak sarang yang lain bisa disingkirkan dari kandang.
Pada waktu induk sedang berada di dalam sarang, pastikan burung bebas dari berbagai gangguan yang dapat membuatnya takut, waspada, atau terancam. Burung ini dikenal sensitif, bahkan agak penakut. Pemberian / penggantian pakan cukup dilakukan sekali saja, pagi atau sore hari.
Di habitat aslinya, burung pelatuk jantan akan mengeluarkan bunyi tabuhan paruhnya yang disebut dengan istilah drumming. Hal ini untuk merangsang dan menarik perhatian burung betina.
Pada burung di kandang penangkaran, mereka mengalami kesulitan melakukan drumming, karena minimnya batang pohon yang keras yang bisa ditabuhi dengan paruhnya. Karena itulah, perawat burung pelatuk bawang di Milwauke County Zoo membuat kreasi sendiri.
Mereka menggantung lembaran logam seperti loyang kue / pie fan, yang ternyata dapat digunakan pelatuk jantan untuk mendukung perilakunya saat merayu burung betina. Si jantan sering mematuki loyang itu dan terdengarlah suara drumming.
Induk betina akan menghasilkan telur sebanyak 2 – 4 butir, yang akan dieraminya selama 11 – 12 hari. Induk jantan tidak terlibat dalam tugas pengeraman. Dia hanya bertugas mencari pakan dan memberikannya kepada burung betina.
Setelah menetas, anakan dirawat oleh kedua induknya sampai mandiri. Anakan baru keluar dari sarang pada umur 23-30 hari. Begitu keluar dari sarang, mereka langsung bisa terbang, bahkan memanjat batang pohon dengan lihainya.
Namun, pada umur tersebut, anakan pelatuk bawang belum memiliki kemampuan berkicau. Untuk tahap awal, sebaiknya serahkan seluruh proses perawatan anakan kepada induknya. Jika anakan sudah lepas sapih, maka induk betina akan bisa bertelur kembali.
Apabila dihitung sejak anakan menetas hingga induk betina dapat bertelur kembali, dibutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan kemudian. Kelak, jika sudah mahir, anakan bisa dipanen pada umur 8-10 hari, sehingga pasangan induk bisa kembali berproduksi sekitar 1-2 minggu kemudian.

Download Kicau Burung Pelatuk Bawang Klik Disini

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di samping. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.
Judul: Penangkaran Pelatuk Bawang (Burung Yang Semakin Langka); Ditulis oleh Unknown; Rating Blog: 5 dari 5

No comments:

Post a Comment