Burung pleci adalah
spesies burung kecil yang saat ini sedang digandrungi para kicau mania di
indonesia. Burung Pleci ini sangat rajin berkicau memiliki bentuk tubuh mungil,
tapi memiliki suara yang luar biasa, beberapa bisa teler mirip dengan gaya
burung Punglor Merah (Zootera citrina).
Burung-burung jenis pleci ini memiliki ciri dengan lingkaran di sekitar mata berwarna putih, dalam bahasa Inggris burung ini memiliki nama white-eye. Burung Pleci sebenarnya banyak memiliki anggota yang bersifat endemik di suatu pulau atau kepulauan, seperti jenis yang baru ditemukan tahun 2007 di kepulauan Togian, Sulawesi Tengah.
Daerah
penyebaran burung pleci mencakup wilayah tropis Afrika, Asia dan Australia
bagian utara. Tubuh berkisar antara 8 - 15 cm, dengan ciri khas adanya cincin
lingkaran pada mata, tapi untuk beberapa jenis tidak memiliki ciri khas ini.
Zosterops sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti "sabuk
mata".
Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni)
Burung endemik pulau Sangihe ini tergolong jenis
burung langka di Indonesia. Keberadaan burung kacamata sangihe terancam punah
yang oleh IUCN Redlist dan birdlife dimasukkan dalam status konservasi kritis
(Critically Endangered). Status keterancaman tertinggi lantaran diperkirakan
burung endemik Sangihe ini jumlahnya kurang dari 50 ekor burung dewasa.
Berhabitat di kawasan hutan pegunungan dengan iklim subtropik atau tropis lembab.
Terancam kehilangan habitat. Sempat dianggap sebagai bagian dari spesies Zosterops
atrifrons (Kacamata dahi-hitam). Namun kemudian spesies kacamata dahi-hitam
ini dibedakan menjadi tiga spesies yakni Zosterops atrifrons, Zosterops
stalkeri (Kacamata Seram), dan Zosterops nehrkorni (Kacamata Sangihe).
Ukuran tubuh 12 cm. Tubuh bagian atas berwarna hijau zaitun dengan tunggir
warna kuning-hijau mencolok. Ekor berwarna hijau-hitam gelap. Dahi berwarna
hitam. Lingkaran mata berwarna putih dam agak lebarlebar. Pipi, tenggorokan dan
penutup ekor bawah berwarna kuning cerah. bagian bawah lainnya dari burung
kacamata sangihe berwarna putih-mutiara dengan sisi tubuh abu-abu. Paruh dan
kaki jingga pucat. Suara hampir mirip suara burung Kacamata dahi-hitam namun
lebih tipis dan halus. Rentetan siulannya mempunyai nada yang lebih
cepat. Habitat utama burung ini di daerah perbukitan dengan ketinggian
antara 700-1000 meter dpl.
Burung pleci ini terbatas dan endemik hanya bisa dijumpai di pulau Sangihe, Sulawesi Utara. Bahkan di pulau Sangihe, burung ini hanya dapat dijumpai di kawasan Gunung Sahendaruman dan Sahengbalira dengan luas habitat hanya sekitar 8 km2.
Burung pleci ini terbatas dan endemik hanya bisa dijumpai di pulau Sangihe, Sulawesi Utara. Bahkan di pulau Sangihe, burung ini hanya dapat dijumpai di kawasan Gunung Sahendaruman dan Sahengbalira dengan luas habitat hanya sekitar 8 km2.
Kacamata Togian (Zosterops somadikartai)
Jenis Burung pleci ini endemik di beberapa pulau
bagian dari kepulauan Togian Sulawesi. Peneliti dari Universitas Indonesia,
Mochamad Indrawan dan Sunarto pertama melihatnya di alam pada tahun 1997, dan
nama jenis diambil dari nama Profesor Soekarja Somadikarta, seorang pakar
burung Indonesia terkemuka. Burung ini tidak memiliki lingkaran putih di
seputar mata. Meskipun belum dievaluasi oleh IUCN, diyakini jenis ini
berstatus terancam. Burung ini sekilas mirip dengan burung kacamata
dahi-hitam (Zosterops atrifrons) namun tanpa ‘kacamata’ (lingkaran)
putih di sekeliling mata. Burung kacamata Togian memiliki ‘topi’ hitam yang tak
seberapa besar, warna kuning di tenggorokan yang lebih nyata, pangkal paruh
yang jelas berwarna pucat, dan selaput pelangi mata (iris) yang berwarna
kemerahan. Kacamata Togian juga berbeda dengan Zosterops surdus dari
Sulawesi tengah sebelah barat, terutama pada warna zaitun di punggungnya yang
lebih pucat dan lebih terang, dan pada warna kuning di tenggorokan yang lebih
nyata. Selanjutnya jenis ini berbeda dengan Zosterops subatrifrons dari
Pulau Peleng dan Banggai pada tiadanya lingkaran-mata putih di seputar matanya,
dada yang lebih abu-abu, dan topi hitam yang kurang lebar. Burung kacamata
makasar (Zosterops anomalus) dari Sulawesi selatan juga tak memiliki
lingkaran-mata putih, namun ia memiliki bintik-bintik putih kecil di seputar
matanya. Pola dasar kicauan burung ini pun berbeda dengan spesies-spesies
Zosterops lainnya, walau memiliki wilayah yang berdekatan. Habitat meliputi
hutan bakau hingga ke vegetasi sekunder dan kebun-kebun kelapa, cengkeh, kakao,
dan durian. Burung ini senang berkelompok, bergerak dalam gerombolan paling sedikit
berdua atau bertiga. Burung ini tidak didapati di Pulau Togian dan Walea.
Burung ini tergolong ke dalam kriteria status “Terancam kepunahan” menurut
IUCN.
Video Kicau Burung Pleci Klik Disini
SUMBER : Berbagai Sumber
Video Kicau Burung Pleci Klik Disini
SUMBER : Berbagai Sumber
No comments:
Post a Comment