• Membedakan Cucak Hijau Jantan Dan Betina
  • Membedakan Murai Batu Jantan Dan Betina
  • Membedakan Branjangan Jantan Dan Betina
  • Membedakan Gelatik Jawa Jantan Dan Betina
Friday, October 11, 2013

Burung Pleci yang Terancam Punah Burung Kacamata Sangihe dan Kacamata Togian

 

Burung pleci adalah spesies burung kecil yang saat ini sedang digandrungi para kicau mania di indonesia. Burung Pleci ini sangat rajin berkicau memiliki bentuk tubuh mungil, tapi memiliki suara yang luar biasa, beberapa bisa teler mirip dengan gaya burung Punglor Merah (Zootera citrina).
                                  
Burung-burung jenis pleci ini memiliki ciri dengan lingkaran di sekitar mata berwarna putih, dalam bahasa Inggris burung ini memiliki nama white-eye. Burung Pleci sebenarnya banyak memiliki anggota yang bersifat endemik di suatu pulau atau kepulauan, seperti jenis yang baru ditemukan tahun 2007 di kepulauan Togian, Sulawesi Tengah.

Daerah penyebaran burung pleci mencakup wilayah tropis Afrika, Asia dan Australia bagian utara. Tubuh berkisar antara 8 - 15 cm, dengan ciri khas adanya cincin lingkaran pada mata, tapi untuk beberapa jenis tidak memiliki ciri khas ini. Zosterops sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti "sabuk mata".

Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni)  

Burung endemik pulau Sangihe ini tergolong jenis burung langka di Indonesia. Keberadaan burung kacamata sangihe terancam punah yang oleh IUCN Redlist dan birdlife dimasukkan dalam status konservasi kritis (Critically Endangered). Status keterancaman tertinggi lantaran diperkirakan burung endemik Sangihe ini jumlahnya kurang dari 50 ekor burung dewasa. Berhabitat di kawasan hutan pegunungan dengan iklim subtropik atau tropis lembab. Terancam kehilangan habitat. Sempat dianggap sebagai bagian dari spesies Zosterops atrifrons (Kacamata dahi-hitam). Namun kemudian spesies kacamata dahi-hitam ini dibedakan menjadi tiga spesies yakni Zosterops atrifrons, Zosterops stalkeri (Kacamata Seram), dan Zosterops nehrkorni (Kacamata Sangihe). Ukuran tubuh 12 cm. Tubuh bagian atas berwarna hijau zaitun dengan tunggir warna kuning-hijau mencolok. Ekor berwarna hijau-hitam gelap. Dahi berwarna hitam. Lingkaran mata berwarna putih dam agak lebarlebar. Pipi, tenggorokan dan penutup ekor bawah berwarna kuning cerah. bagian bawah lainnya dari burung kacamata sangihe berwarna putih-mutiara dengan sisi tubuh abu-abu. Paruh dan kaki jingga pucat. Suara hampir mirip suara burung Kacamata dahi-hitam namun lebih tipis dan halus. Rentetan siulannya mempunyai nada yang lebih cepat. Habitat utama burung ini di daerah perbukitan dengan ketinggian antara 700-1000 meter dpl.
Burung pleci ini terbatas dan endemik hanya bisa dijumpai di pulau Sangihe, Sulawesi Utara. Bahkan di pulau Sangihe, burung ini hanya dapat dijumpai di kawasan Gunung Sahendaruman dan Sahengbalira dengan luas habitat hanya sekitar 8 km2.
Kacamata Togian (Zosterops somadikartai)


Jenis Burung pleci ini endemik di beberapa pulau bagian dari kepulauan Togian Sulawesi. Peneliti dari Universitas Indonesia, Mochamad Indrawan dan Sunarto pertama melihatnya di alam pada tahun 1997, dan nama jenis diambil dari nama Profesor Soekarja Somadikarta, seorang pakar burung Indonesia terkemuka. Burung ini tidak memiliki lingkaran putih di seputar mata. Meskipun belum dievaluasi oleh IUCN, diyakini jenis ini berstatus terancam. Burung ini sekilas mirip dengan burung kacamata dahi-hitam (Zosterops atrifrons) namun tanpa ‘kacamata’ (lingkaran) putih di sekeliling mata. Burung kacamata Togian memiliki ‘topi’ hitam yang tak seberapa besar, warna kuning di tenggorokan yang lebih nyata, pangkal paruh yang jelas berwarna pucat, dan selaput pelangi mata (iris) yang berwarna kemerahan. Kacamata Togian juga berbeda dengan Zosterops surdus dari Sulawesi tengah sebelah barat, terutama pada warna zaitun di punggungnya yang lebih pucat dan lebih terang, dan pada warna kuning di tenggorokan yang lebih nyata. Selanjutnya jenis ini berbeda dengan Zosterops subatrifrons dari Pulau Peleng dan Banggai pada tiadanya lingkaran-mata putih di seputar matanya, dada yang lebih abu-abu, dan topi hitam yang kurang lebar. Burung kacamata makasar (Zosterops anomalus) dari Sulawesi selatan juga tak memiliki lingkaran-mata putih, namun ia memiliki bintik-bintik putih kecil di seputar matanya. Pola dasar kicauan burung ini pun berbeda dengan spesies-spesies Zosterops lainnya, walau memiliki wilayah yang berdekatan. Habitat meliputi hutan bakau hingga ke vegetasi sekunder dan kebun-kebun kelapa, cengkeh, kakao, dan durian. Burung ini senang berkelompok, bergerak dalam gerombolan paling sedikit berdua atau bertiga. Burung ini tidak didapati di Pulau Togian dan Walea. Burung ini tergolong ke dalam kriteria status “Terancam kepunahan” menurut IUCN.

Video Kicau Burung Pleci Klik Disini

SUMBER : Berbagai Sumber 
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di samping. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.
Judul: Burung Pleci yang Terancam Punah Burung Kacamata Sangihe dan Kacamata Togian; Ditulis oleh Unknown; Rating Blog: 5 dari 5

No comments:

Post a Comment