Burung
blackthroat memiliki nama latin Serinus
Atrogularis yang mempunyai ciri dan keistimewaan yang tidak dimiliki burung
sejenis. Salah satu keistimewaan burung yang hanya sebesar ibu jari tangan
orang dewasa ini adalah suaranya sangat merdu.
Pada saat berbunyi, blackthroat mampu mengalunkan irama yang
sangat khas sehingga membuat kekaguman bagi yang mendengarkan. Alunan
kicauannya relatif panjang, dengan ritme yang bervariasi naik turun, tinggi
rendah, tidak terputus – putus seperti gemericiknya suara air yang mengalir di
kaki bukit.
Di belantara hutan Afrika yang menjadi asal – usulnya
blackthroat hidup dialam bebas pada pucuk – pucuk pohon seperti halnya burung –
burung lain. Karena keindahan suaranya, sekarang ini blackthroat telah mulai
banyak dijumpai di rumah – rumah sebagai penghias ruangan tempat tinggal maupun
teras – teras rumah.
Dimanapun berada burung yang masuk dalam keluarga
Fringilidae ini mampu menghidupkan suasana tempat tinggal menjadi lebih meriah
dengan alunan suaranya yang merdu.
Karena itu blackthroat tergolong sebagai burung yang pandai
menyanyi, karena termasuk ke dalam bangsa Passerriformes yang dapat di kelompokkan
ke dalam sub bangsa Passeres / Oscines.
Dari benua Afrika blackthroat masuk ke Indonesia melalui
Negeri Belanda. Burung – burung yang masuk ke Indonesia melalui Negeri Belanda
ini umumnya merupakan hasil penangkaran. Di Belanda burung ini telah berhasil
dibudidayakan secara besar – besaran oleh para penangkar disana.
Untuk mempertahankan habitatnya sebagian hasil pembudidayaan
ini dilepas kembali ke asal – usulnya di alam bebas ( Afrika ) dan sebagian di
eksport ke negara – negara lain yang membutuhkan termasuk Indonesia.
Karena merupakan burung import, maka harganya pun relatif
cukup mahal. Tinggi rendahnya harga seekor blackthroat sangat di tentukan nilai
tukar rupiah terhadap Dollar. Jika nilai tukar dollar terhadap rupiah naik,
harga blackthroat pun ikut naik. Sebab itu tidak mengherankan jika ada seekor
blackthroat yang harganya mencapai Rp. 1 juta hingga Rp. 2 juta (harga pada
saat saya memposting tulisan ini). Selain karena burung impor tingginya harga
seekor blackthroat tentunya juga sangat tergantung kualitas suara yang
dimiliki.
Saat ini burung ini telah berhasil ditangkarkan dan
dibudidayakan oleh para penggemar dan maniak burung di Indonesia. Pada
perkembangan para peternak tidak hanya membudidayakan blckthroat saja, namun
telah berusaha dan berhasil mengawinsilangkan burung ini dengan burung lain
yang sejenis ( satu keluarga ) seperti kenari, edel zanger, starlemon maupun
mozambiq.
Upaya untuk mengawinsilangkan blackthroat dengan burung lain
yang satu keluarga ini tidak lain untuk mencari anakan burung yang punya mutu
unggul juga. Dari hasil perkawinan silang itu ternyata keturunan langsung kawin
silang antara blackthroat dengan kenari ( blaken ) dan blackthroat dengan star
lemon ( black – star ) mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki ke dua induknya.
Kelebihan tersebut terutama terletak pada kualitas suara yang dimilikinya.
Dengan demikian harga anak burung berumur 1 – 2 bulan yang
dipatok para peternak terkadang sangat spektakuler, bisa mencapai Rp. 700.000
hingga Rp. 1.000.000 setiap ekornya. Dan itu hanya bisa di beli oleh para
maniak burung saja yang keberadaanya saat ini sudah sangat menjamur.
Lebih dari itu bagi para penggemar burung keberadaan
blackthroat sering juga digunakan dan dimanfaatkan sebagai master burung lain
seperti branjangan dan kenari, untuk menambah perbendaharaan variasi suara yang
dimiliki.
Karena beberapa kelebihan dan keistimewaan inilah menjadikan
burung pemakan biji – bijian tersebut seperti mutiara yang terpendam dari
Afrika.
Penampilan Blackthroat
Burung blackthroat memiliki nama latin Serinus Atrogularis
yang mempunyai ciri dan keistimewaan yang tidak dimiliki burung sejenis. Salah
satu keistimewaan burung yang hanya sebesar ibu jari tangan orang dewasa ini
adalah suaranya sangat merdu.
Pada saat berbunyi, blackthroat mampu mengalunkan irama yang
sangat khas sehingga membuat kekaguman bagi yang mendengarkan. Alunan
kicauannya relatif panjang, dengan ritme yang bervariasi naik turun, tinggi
rendah, tidak terputus – putus seperti gemericiknya suara air yang mengalir di
kaki bukit.
Di belantara hutan Afrika yang menjadi asal – usulnya
blackthroat hidup dialam bebas pada pucuk – pucuk pohon seperti halnya burung –
burung lain. Karena keindahan suaranya, sekarang ini blackthroat telah mulai
banyak dijumpai di rumah – rumah sebagai penghias ruangan tempat tinggal maupun
teras – teras rumah.
Dimanapun berada burung yang masuk dalam keluarga
Fringilidae ini mampu menghidupkan suasana tempat tinggal menjadi lebih meriah
dengan alunan suaranya yang merdu.
Karena itu blackthroat tergolong sebagai burung yang pandai
menyanyi, karena termasuk ke dalam bangsa Passerriformes yang dapat di
kelompokkan ke dalam sub bangsa Passeres / Oscines.
Dari benua Afrika blackthroat masuk ke Indonesia melalui
Negeri Belanda. Burung – burung yang masuk ke Indonesia melalui Negeri Belanda
ini umumnya merupakan hasil penangkaran. Di Belanda burung ini telah berhasil
dibudidayakan secara besar – besaran oleh para penangkar disana.
Untuk mempertahankan habitatnya sebagian hasil pembudidayaan
ini dilepas kembali ke asal – usulnya di alam bebas ( Afrika ) dan sebagian di
eksport ke negara – negara lain yang membutuhkan termasuk Indonesia.
Karena merupakan burung import, maka harganya pun relatif
cukup mahal. Tinggi rendahnya harga seekor blackthroat sangat di tentukan nilai
tukar rupiah terhadap Dollar. Jika nilai tukar dollar terhadap rupiah naik,
harga blackthroat pun ikut naik. Sebab itu tidak mengherankan jika ada seekor
blackthroat yang harganya mencapai Rp. 1 juta hingga Rp. 2 juta (harga pada
saat saya memposting tulisan ini). Selain karena burung impor tingginya harga
seekor blackthroat tentunya juga sangat tergantung kualitas suara yang
dimiliki.
Saat ini burung ini telah berhasil ditangkarkan dan
dibudidayakan oleh para penggemar dan maniak burung di Indonesia. Pada
perkembangan para peternak tidak hanya membudidayakan blckthroat saja, namun
telah berusaha dan berhasil mengawinsilangkan burung ini dengan burung lain
yang sejenis ( satu keluarga ) seperti kenari, edel zanger, starlemon maupun
mozambiq.
Upaya untuk mengawinsilangkan blackthroat dengan burung lain
yang satu keluarga ini tidak lain untuk mencari anakan burung yang punya mutu
unggul juga. Dari hasil perkawinan silang itu ternyata keturunan langsung kawin
silang antara blackthroat dengan kenari ( blaken ) dan blackthroat dengan star
lemon ( black – star ) mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki ke dua induknya.
Kelebihan tersebut terutama terletak pada kualitas suara yang dimilikinya.
Dengan demikian harga anak burung berumur 1 – 2 bulan yang
dipatok para peternak terkadang sangat spektakuler, bisa mencapai Rp. 700.000
hingga Rp. 1.000.000 setiap ekornya. Dan itu hanya bisa di beli oleh para
maniak burung saja yang keberadaanya saat ini sudah sangat menjamur.
Lebih dari itu bagi para penggemar burung keberadaan
blackthroat sering juga digunakan dan dimanfaatkan sebagai master burung lain
seperti branjangan dan kenari, untuk menambah perbendaharaan variasi suara yang
dimiliki.
Karena beberapa kelebihan dan keistimewaan inilah menjadikan
burung pemakan biji – bijian tersebut seperti mutiara yang terpendam dari
Afrika.
No comments:
Post a Comment