• Membedakan Cucak Hijau Jantan Dan Betina
  • Membedakan Murai Batu Jantan Dan Betina
  • Membedakan Branjangan Jantan Dan Betina
  • Membedakan Gelatik Jawa Jantan Dan Betina
Wednesday, November 25, 2015

Perawatan Kepodang Burung Khas Jawa Tengah


Penampilan kepodang yang tenang saat berada di dalam sangkar ternyata berbanding terbalik dari karakternya di alam liar. Kepodang dikenal sebagai burung yang sangat agresif, terutama ketika berhadapan dengan spesies burung lainnya.
Tidak jarang kepodang terlihat mengusir, mengejar, bahkan melukai burung lainnya menggunakan paruhnya yang tebal. Diketahui pula, kepodang sering merusak sarang milik burung lain terutama kutilang, trucukan, dan perkutut untuk memakan telur atau anakan burung yang masih berada di sarangnya.
Terlepas dari karakter di atas, kepodang merupakan burung pesolek dan rajin berkicau dengan suara merdu. Hal ini juga terlihat ketika burung berada dalam perawatan manusia.
Kalau tidak mau berbunyi, biasanya kepodang sedang stres. Hal ini biasa terjadi pada burung hasil tangkapan hutan atau masih bakalan. Diperlukan penanganan dan perawatan yang tepat agar burung mau mengeluarkan kicauannya lagi. Berikut ini caranya :
  • Tempatkan burung di tempat yang sejuk dan tenang selama beberapa hari, terlebih jika burung tersebut baru dibeli.
  • Biarkan burung beradaptasi dengan sangkar, tempat pakan, tempat minum, tenggeran, dan suasana sekitar. Selama proses adaptasi, burung sebaiknya tidak dikerodong. Pada dasarnya, kepodang mudah beradaptasi sehingga kita tidak akan kesulitan merawatnya, meski burungmasih dalam kondisi liar / giras.
  • Berikan pakan berupa buah-buahan yang rasanya manis dan segar, misalnya pepaya atau mangga. Berikan buah-buahan secara rutin setiap hari.
  • Pakan tambahan seperti jangkrik, ulat bambu, dan serangga lainnya bisa diberikan secukupnya. Porsi jangkrik biasanya 2-3 ekor pada pagi hari dan 1 – 2 ekor pada sore hari. Ulat bambu cukup 1 ekor, yang diberikan 2 – 3 kali seminggu. Adapun ulat hongkong bisa diberikan sebagai selingan (untuk membuatnya jinak).
  • Jika Anda memiliki tiang kerekan khusus perkutut, maka pagi-pagi hari sekali sangkar kepodang digantang di tiang tersebut. Sebab waktu pagi itulah kepodang akan mencari tempat lebih tinggi untuk mengeluarkan suara kicauannya agar bisa terdengar ke seluruh wilayah.
  • Kepodang adalah burung pesolek. Karena itu, Anda harus rutin memandikannya, terutama pada pagi dan sore hari. Setelah itu burung dijemur, baik menggunakan tiang kerekan atau digantung di tempat biasa  selama 1,5 – 2 jam, dan waktu penjemuran tidak lebih dari pukul 10.00.
  • Saat siang hingga sore hari, kepodang dianginkan di tempat sejuk atau di teras rumah sambil diputarkan suara terapi alam untuk memancingnya mau berbunyi.
DOWNLOAD SUARA BURUNG KEPODANG KLIK DISINI
Saturday, November 9, 2013

Spot-throated babbler, Si Mungil Bersuara Hwamei

Hwamei (wambi) merupakan burung tipe petarung yang pernah berjaya di masa lalu, dan sekarang lebih sering dilombakan secara fisik alias diadu. Suaranya sangat kencang, dan bervariasi. Ternyata ada juga burung yang memiliki ocehan mirip hwamei, namun posturnya lebih mungil. Namanya spot-throated babbler (Pellorneum albiventre), atau dikenal pula sebagai hwamei mini.
SPOT-THROATED BABBLER: OCEHANNYA KENCANG DAN VARIATIF SEPERTI HWAMEI. 

Spot-throated babbler merupakan salah satu spesies burung yang termasuk dalam keluarga Timaliidae, subkeluarga Pellorneidae, dengan genus Pellornium. Sejauh ini tercatat ada 71 spesies burung dalam keluarga Timaliidae, termasuk burung pelanduk atau kaso-kaso di Indonesia.
Sepintas lalu, spot-throated babbler juga memiliki kemiripan dengan burung pelanduk. Namun jika ditelusuri lebih jauh memang berbeda. Burung pelanduk di Indonesia pun sangat beragam, misalnya pelanduk dada putih(Trichastoma rostratum), pelanduk ekor pendek (Malacocincla malaccensis) dan pelanduk kalimantan (Malacocincla perspicillata).
BURUNG PELANDUK DADA PUTIH
BURUNG PELANDUK EKOR PENDEK    
                                                 
Jadi, dilihat dari genusnya saja sudah berbeda, di mana burung pelanduk dada putih termasuk dalam genus Trichastoma, sedangkan dua jenis lainnya berada dalam genus Malacocincla. Khusus pelanduk kalimantan, burung ini kemungkinan besar sudah punah, dan hanya ada satu spesimen yang ditemukan pada abad 19.
Dalam penulusuran melalui berbagai referensi spesies burung di dunia, spot-throated babbler bahkan tidak dijumpai di Indonesia. Spesies ini memiliki habitat asli di Asia Selatan (Bangladesh, Bhutan, India), China, Thailand, dan kawasan Indo China (Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam). Jadi, spesies ini tak dijumpai di Indonesia, Brunei, Malaysia, Singapura, dan Filipina.


SPOT-THROATED-BABBLER
Sama seperti hwamei, spot-throated babbler memiliki ocehan yang sangat kencang dan bervariasi, karena pandai menirukan suara burung lain.
Burung ini termasuk burung penetap, alias tidak pernah melakukan migrasi dalam jarak cukup jauh, paling banter hanya terbang dalam radius kurang dari 20.000 km dari tempatnya bersarang. Mereka suka mendiami hutan hujan tropis dan subtropis, serta derah berbukitan dan pinggiran hutan.
(Sumber : omkicau.com)

Awas tertipu Kembaran Mozambik



Banyak pedagang burung yang berlaku jujur, terlebih karena sudah memiliki pelanggan tetap. Tetapi tidak sedikit pula pedagang burung yang nakal, kerap menipu, atau berbuat culas untuk mengelabuhi calon pembeli, demi mendapat keuntungan pribadi. Saat ini, misalnya, muncul aksi tipu-tipu menjual burung yang mirip mozambik, tetapi dikatakan sebagai burung mozambik.
Mozambik merupakan burung kenari impor yang berasal dari Afrika dan termasuk popular di negeri kita. Sekitar dua dasawarsa lalu, burung ini mencapai puncak popularitasnya bersama hwamei dan pekin robin, juga samyong yang berasal dari negeri sendiri.
Bahkan sampai saat ini, mozambik masih lebih mudah dijumpai di pasar burung daripada robin dan hwamei. Tetapi jika tidak hati-hati, Anda bisa tertipu juga oleh oknum pedagang nakal yang mengaku menjual mozambik, tetapi sebenarnya merupakan spesies lain yang mirip atau seperti “kembaran” mozambik.
Setidaknya ada dua spesies burung yang menyerupai mozambik, yaitu kenari brimstone dan kenari white-bellied. Begitu miripnya, banyak kicaumania pemula yang tertipu. Sebab warna, corak bulu, dan posturnya hampir sama.
Untuk membedakannya, ada beberapa tengara yang bisa Anda cermati dari gambar di bawah ini :
Perbedaan antara mozambik, brimstone. dan white-bellied ( foto : koleksi Anan )

Setelah melihat gambar di atas, saya akan menguraikan beberapa penjelasan penting terkait dengan tiga spesies burung tersebut.
Kenari mozambik
Kenari mozambik mempunyai nama ilmiah Serinus mozambicus. Dalam literatur perburungan internasional, burung imut ini disebut yellow-fronted canary, dan sering dijuluki sebagai green singing finch.
Panjang tubuhnya sekitar 10 cm, namun ada juga yang mencapai 11 – 13 cm. Artinya, sulit bagi kita untuk membedakannya dari brimstone dan white-bellied hanya dari panjang tubuhnya.
Lebih baik amati bagian punggungnya yang berwarna hijau. Ini berbeda dari kenari brimstone yang bagian punggungnya berwarna kuning kehijauan, dengan garis-garis hijau gelap.
Tetapi, Anda benar-benar akan kesulitan untuk membedakan mozambik dan white-bellied. Sebab warna punggung keduanya hampir sama. Bahkan kemiripan itu dijumpai pada hampir semua bagian tubuhnya.
Postur tubuh white-bellied memang sedikit lebih besar daripada mozambik. Tetapi jika Anda membelinya tanpa pembanding, tentu tetap sulit. Satu-satunya yang bisa membantu adalah melihat corak kepalanya yang sedikit berbeda (silakan lihat kembali gambar di atas).
Mozambik jantan dewasa memiliki bulu sayap dan ekor berwarna cokelat. Bagian bawah tubuh (dada, perut, dan pantat) berwarna kuning. Kepalanya berwarna kuning dengan mahkota yang berwarna abu-abu. Warna abu-abu juga dijumpai pada bagian tengkuk, dengan garis hitam yang memanjang.
Burung betina memiliki kemiripan dengan burung jantan, hanya saja warnanya cenderung lebih kusam. Untuk mengetahui lebih detail tentang burung mozambik.

Kenari Brimstone  
Kenari brimstone atau bully canary merupakan spesies tersendiri, dengan nama ilmiah Serinus sulphuratis. Burung ini juga mempunyai habitat asli di Afrika, terutama di wilayah tengah dan selatan.
Dibandingkan dengan mozanbik dan white-bellied, postur tubuhnya memang sedikit lebih besar (panjang 15-16 cm). Paruhnya berwarna cokelat muda. Bagian atas tubuhnya, seperti dijelaskan sebelumnya. berwarna kuning-kehijauan dengan garis-garis hijau gelap.
Di daerah sekitar cuping telinga terdapat warna kuning kehijauan. Pada sayapnya terdapat dua garis kuning. Adapun tubuh bagian bawah berwarna kekuningan, tersapu oleh warna kehijauan pada bagian samping perut dan dadanya.
Burung betina memiliki warna yang sama dengan jantan, namun cenderung lebih kusam. Pada bagian wajahnya terdapat garis cerah berwarna kuning.
Kenari white-bellied
Kenari white-belied (Serinus dorsostriatus) juga berasal dari Afrika, dan banyak ditemukan di Ethiopia, Kenya, Somalia, Sudan, Tanzania dan Uganda. Postur tubuh dan warna di seluruh tubuhnya memiliki kemiripan dengan mozambik, sehingga sulit membedakan keduanya secara sekilas.
Tengara terpenting adalah postur tubuhnya yang lebih besar dan corak di kepalanya yang agak  berbeda.
Perbandingan suara
Bagaimana dengan perbandingan suara ketiganya? Dari segi suara, ketiga spesies ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Beberapa kicaumania justru lebih menyukai suara brimstone, dengan alasan lebih kristal dan lagunya bisa panjang. Adapun white-bellied banyak digemari karena suara ngerolnya yang panjang, dengan variasi tembakannya.
Berikut adalah suara kicauan dari ketiga jenis burung tersebut:
Suara mozambik | DOWNLOAD

Suara white-bellied | DOWNLOAD

Suara brimstone | DOWNLOAD

(Sumber : omkicau.com)

Burung Mozambik Burung "Canary-nya" Afrika Selain Blackthroat



Burung Mozambik sekelas dengan burung Kenari istilah bahasa latinnya adalah Green Singing Finch atau sebut saja The Yellow Fronted Canary.

Burung ini jika berkicau hampir sama dengan Blackthroat, ngerol dan kencang suaranya dan juga dapat di sejajarkan dengan keluarga Kenari, hanya saja burung Mozambik ini  termasuk burung Import atau burung luar negeri yang konon katanya berasal dari Benua Africa.

Dan katanya umur dari Burung Mozambik ini bisa mencapai hingga 15 sampai dengan 20 tahun bisa bertahan hidup.

Aslinya burung Mozambik ini hidup di alamnya ( Afrika ) di daerah dataran hutan tandus yang gersang karena itu burung ini sangat tahan dan kuat akan cuaca panas dan biasanya mereka hidup berkoloni dengan berpasangan.

Sekilas info bahwa burung Mozambik ini banyak dikembangbiakkan di Gurun Sahara Afrika selatan, artinya dikembangbiakan secara terbuka di hutan dan bersarang dipohon, dan bisa  bertelur di sarang sampai dengan 3-4 butir. 

Ukuran Mozambik adalah sekitar 11-13 cm, Mozambik ini termasuk burung yang berukuran kecil.

Perbedaan Mozambik Jantan dan Betina


Burung jantan dewasa memiliki warna hijau dan coklat pada sayap dan ekor, pantat berwarna kuning, kepala berwarna kuning dengan mahkota abu-abu dan garis malar hitam. 

Pada burung betina memiliki warna sama, tetapi dengan pola warna kepala lebih lemah dan kusam. 

Pada burung remaja warnanya lebih kelabu daripada betina dewasa, terutama di kepala, Pejantan memiliki mahkota, tengkuk, mantel abu-abu kehijauan dibawah ekor dan punggung. Kumis abu-abu kehijauan atau hitam yang melingkar dari paruh bawah hingga ke penutup kuping. Tungging dan ekor atas berwarna kuning. Kening, garis mata, pipi, kerongkongan dan dada berwarna kuning terang. 

Dapat juga dibedakan dengan nyanyian pejantan yang mirip kenari namun lebih mudah dengan melihat penampilan burung dewasa. Pejantan memiliki warna bulu abu kehijauan bergaris kuning dan dada kuning terang.
Secara umum : Lebih terang dan cerah dalam warna. Dan bernyanyi.

Betina berwarna sama, secara umum lebih ‘dof’ warnanya dan memakai kalung titik hitam sepanjang lehernya. Mozambik muda juga memiliki kalung hitam yang sama. Karena itu lebih mudah membedakannya setelah dewasa melalui penampilannya. 

Secara umum : Terkarakterisasi dengan ‘kalung’ titik hitamnya sepanjang garis lehernya. Berwarna lebih gelap / kurang cerah daripada pejantan. Berkicau tapi tidak bernyanyi. 

Dan kabar beredar, Burung Mozambik ini bisa dikawin silangkan dengan Kenari, Blackthroat, dan Sanger atau jenis Finch lainnya.

Cara merawatnya mudah seperti burung-burung lainnya serta Makanannya pun sama dengan makanan kenari yaitu biji-bijian dan sayuran serta telor puyuh juga dia akan memakannya.

Burung Wambie Burung Eksotis Dari Negri Sebrang



Burung Wambie ini adalah burung yang berasal dari benua Asia yaitu China, Wambie adalah burung import, karena itu burung yang satu ini sangat jarang sekali ditemukan di Indonesia.
Tidak seperti tahun 90'an, burung wambie atau hwa mei ini sering dan banyak kita jumpai di pasar-pasar burung, bahkan harganya pun relatif sangat murah.
Memasuki era tahun 2000'an ini kita sudah jarang sekali menemukan burung ini terlebih di pasar burungpun sudah tidak ada dan susah di temukan.

Burung ocehan asal China ini ada didaerah Huang Co dan konon katanya penyebarannya sampai ke pulau Bali, Jawa, Lombok dan Irian.
Burung ini hidup berkelompok di hutan-hutan bambu dan semak belukar yang selalu dekat dengan aliran air sungai. Asal usul burung ini di Chinanya di jadikan burung aduan seperti layaknya adu ayam sabung di Indonesia, ya. Burung ini di adu ketangguhannya dan acap kali di jadikan taruhan dan burung yang mati di anggap kalah.

Dan setelah beberapa tahun berjalan seiring dengan berkembangan burung berkicau di Indonesia, burung ini akhirnya sering di lombakan juga di arena kontes burung berkicau, karena suaranya yang khas dan tajam serta volume yang keras, dan burung ini memiliki variasi kicauan yang sangat komplit, karena pandai menirukan suara-suara burung lainnya.

Ada salah satu ciri khas pada burung wambi ini yaitu, adanya garis putih yang melingkar di sekeliling kedua matanya layaknya seperti kita menggunakan kaca mata, paruhnya berwarna cokelat, ciri ini memang terdapat pada burung wambi jantan dan betina karena itu jika secara fisik akan sulit membedakan jantan dan betinanya.

Namun jika kita perhatikan dengan teliti akan terlihat jelas perbedaannya antara wambi jantan dan betina, diantaranya adalah:
· Burung Wambie Jantan yang jelas akan rajin berkicau, dan memiliki variasi suara atau kicauan yang banyak dan suaranya akan keras di dengar, sedangkan yang betina hanya sieerr..sieerr...siierr yang berarti kicauan memanggil si jantan.
· Warna bulu wambie jantan akan terlihat kecoklatan dan mengkilap, tapi wambie betina bulunya memang berwarna cokelat akan tetapi terlihat agak kusam.
· Tubuh Wambie jantan terlihat lebih besar dan panjang serta ramping dibandingkan dengan wambie betina yang akan terlihat lebih kecil dan pendek. 
Burung Wambie atau Hwa Mei riwayatmu tidak seperti dulu entah dimana, yah mungkin di tempat asalnya masih banyak dan jangan sampai punah, karena saya sendiri termasuk penggemar dengan burung wambie ini.

Cucak Cungkok Burung Unik Yang Sekilas Mirip Dengan Burung Cucak Hijau



Cucak Cungkok (Chloropsis hardwickii) atau ada juga yang menyebutnya sebagai Cucak Cungko. Harganya lumayan mahal sekitar Rp 3,5 juta. Dalam literatur perburungan, cucak cungkok disebut sebagai orange-bellied leafbird karena memiliki kekhasan pada bagian perutnya yang berwarna oranye. Suaranya ciamik, bahkan beberapa sobat kicaumania menganggapnya lebih merdu daripada cucak hijau.
Komentar awal dari sobat kicaumania saat melihat burung ini adalah ganteng, keren, bahkan ada juga yang menilai unik. Sekilas mirip cucak hijau, sehingga ada juga yang menyebutnya cucak hijau cungkok.
Semula saya ragu, benarkah cucak cungkok ada di Indonesia? Sebab, menilik beberapa referensi, spesies ini terdiri atas 4 subspesies (ras) dan semuanya tidak dijumpai di Indonesia. Berikut ini 4 subspesies dari burung cucak cungkok:
1. Chloropsis hardwickii hardwickii (Jardine & Selby, 1830)
Habitatnya di wilayah utara India, wilayah timur dari lereng Pegunungan Himalaya, wilayah selatan China (termasuk Tibet dan Yunan), hingga Myanmar, wilayah baratlaut Thailand, dan wilayah utara Laos.
Cucak cungkok ras hardwickii (Chloropsis hardwickii hardwickii)

2. Chloropsis hardwickii lazulina (Swinhoe, 1870)
Habitatnya hanya di dataran tinggi Kepulauan Hainan, sebuah provinsi kecil di China.
Cucak cungkok ras lazulina (Chloropsis hardwickii lazulina)

3. Chloropsis hardwickii melliana (Stresemann, 1923)
Subspesies ini hidup di dataran tinggi di wilayah selatan China (dari Guizhou dan Guangxi timur hingga Fujian), kemudian di wilayah utara, tengah, dan selatan Vietnam.
Cucak cungkok ras melliana (Chloropsis hardwickii melliana)

4. Chloropsis hardwickii malayana (Robinson & Kloss, 1923)
Jenis ini merupakan burung endemik di wilayah selatan Myanmar dan Semenjanjung Malaysia. Subspesies ini juga hanya dijumpai di dataran tinggi.
Cucak cungkok ras malayana (Chloropsis hardwickii malayana)

Melihat peta persebaran burung cucak cungkok, sama sekali tidak menyebutkan salah satu wilayah di Indonesia, terutama Sumatera yang berdekatan dengan Semenanjung Malaysia. Mungkinkah burung ini bermigrasi dari Malaysia ke Sumatera, melintasi Selat Malaka?
Jika melihat perilakunya, sebagaimana ditulis para ornitholog di beberapa buku dan website, keluarga leafbird dikenal sebagai burung penetap (non-migrasi): sama seperti murai batu. Burung non-migrasi tak akan pernah meninggalkan habitatnya dalam radius lebih dari 20 km.
Murai batu Jambi, misalnya, tidak mungkin akan terbang jauh sampai ke Aceh. Begitu pula dengan cucak cungkok, cucak hijau, cucak rante, dan kelompok leafbird lainnya. Ketika habitatnya rusak, misalnya oleh penebangan liar atau penjarahan hutan, biasanya burung-burung ini hanya bisa pasrah, lalu mati.
Saat ini sudah lumayan banyak kicaumania yang memiliki cucak cungkok. Bahkan ada sobat kicaumania di Jawa Timur yang memilikinya. Hampir semuanya memperoleh burung ini di sejumlah pasar burung, terutama di PB Pramuka.
Ada beberapa kemungkinan mengenai asal-mula cucak cungkok yang dipasarkan di pasar burung :
·         Impor dari Malaysia, atau bisa juga dari Vietnam, Thailand, dan China.
·         Ada pemodal besar yang diam-diam menangkar burung ini, kemudian melemparnya ke pasaran dengan harga tinggi (Rp 3,5 jeti, bro…).
·         Ada spesies cucak cungkok, terutama ras malayana, yang hidup di kawasan hutan Sumatera, tetapi tidak pernah terdeteksi para ornitholog. Kemungkinan seperti ini bisa terjadi, jika kita belajar dari pengalaman penemuan spesies burung hantu di Lombok , yaitu rinjani scops owl (Otus jolandae), padahal spesies ini sudah ada  ratusan tahun lalu di wilayah tersebut dan baru diketahui ahli burung dari Swedia dan AS.
Apapun kemungkinannya, cucak cungko tidak termasuk dalam daftar burung yang dilindungi. Akan lebih baik lagi jika Anda membeli sepasang, jantan dan betina, kemudian ditangkarkan. Sebab melihat kualitas suaranya, bisa jadi cucak cungko kelak akan menjadi burung lomba yang makin digemari kicaumania.

(Sumber : omkicau.com)

Poksay Hongkong Burung Dari Luar Yang Populer Di Indonesia



Poksay hongkong (Garrulax chinensis) termasuk salah satu jenis poksay paling popular di Indonesia. Sebagian sobat kicaumania menyebutnya poksay pipi putih atau poksay tompel, karena bagian pipinya berwarna putih. Di mancanegara, burung ini memiliki nama resmi black-throated laughingthrush. Sedangkan nama lokal di China antara lain witwang, poksay, dan san wu. Artikel kali ini mengenai perawatan dan penangkaran burung poksay hongkong.

Poksay hongkong pernah popular di Indonesia pada dekade 1990-an, bahkan sempat merajai sejumlah pasar burung saat itu. Namun sejak kemunculan wabah SARS dan kasus flu burung pertama yang bermula dari China, keran impor burung ditutup rapat-rapat.

Hal ini berdampak pada mandeknya impor burung dari China, Malaysia dan Thailand, baik untuk jenis poksay hongkong, poksay jambulrobinhwameisanmapailing, dan sebagainya.

Pada awal tahun 2013, poksay hongkong dan burung impor seperti robin dan hwamei kembali meramaikan sejumlah pasar burung di Indonesia, khususnya di Jakarta, yang kemudian dipasarkan di PB Pramuka.Namun, keran impor burung asal China kembali terhenti menyusul wabah flu burung jenis baru (H7N9). Meski demikian, beberapa burung asal China masih bisa dijumpai di PB Pramuka. Mungkin stok lama yang belum habis terjual, atau hasil breeding sejumlah penangkar burung di Indonesia.
Karena itu, inilah saat yang tepat untuk menangkar burung-burung asal China, termasuk poksay hongkong. Di satu sisi kita belum tahu kapan Pemerintah Indonesia membuka kembali keran impor burung asal China. Pada sisi lain, banyak kicaumania yang hingga kini terus mencari burung-burung asal China yang dikenal rajin bunyi dan volumenya sangat keras. Karena itu, penangkaran poksay hongkong memiliki prospek yang bagus.
Lima Ras Poksay Hongkong
Poksay hongkong termasuk burung yang wilayah persebarannya terbatas di China dan kawasan Indochina, mulai dari wilayah selatan China (Yunnan, Guangxi, Guangdong dan Hainan), Myanmar, Thailand, Vietnam, Laos, dan Kamboja.
Ada lima subspesies atau ras dari poksay hongkong (Garrulax chinensis), yaitu :
1.         Garrulax chinensis chinensis : habitat di wilayah tenggara China, Laos, dan Vietnam.
2.    Garrulax chinensis lochmius : habitat di wilayah selatan China (Yunnan), wilayah timur Myanmar,   wilayah utara Thailand, dan wilayah baratlaut Laos.
3.         Garrulax chinensis propinquus : habitat di wilayah selatan Myanmar dan wilayah barat Thailand.
4.        Garrulax chinensis germaini : habitat di wilayah selatan Vietnam dan Kamboja.
5.        Garrulax chinensis monachus : burung endemik di Pulau Hainan, China.

Lalu, mengapa burung ini disebut poksay hongkong, sementara spesies ini tidak dijumpai di Hongkong? Boleh jadi, inilah trik importir burung saat itu, dengan mengedepankan nama Hongkong.
Kemungkinan lain, pintu keluar burung ini saat hendak dibawa ke Indonesia adalah Hongkong, yang waktu itu masih berada dalam wilayah administratif Inggris. Sejak 1 Januari 1997, Inggris telah menyerahkan kembali wilayah Hongkong kepada Pemerintah China.
Sepintas lalu, ada kemiripan antara poksay hongkong dan chestnut-backed laughingthrush (Garrulax nuchalis). Perbedaannya, Garrulax nuchalis memiliki warna putih di bagian pipi yang melebar hingga menutupi cuping telinganya. Selain itu, bagian tengkuk hingga bahunya berwarna merah karat.

Perbedaan antara Garrulax chinensis dan Garrulax nuchalis

Habitat, perilaku, dan kebiasaan
Di alam liar, poksay hongkong mendiami kawasan hutan dengan pepohonan berdaun lebar dan cemara. Mereka juga sering terlihat berkembang biak di semak belukar, atau di antara rindang pepohonan bambu.
Pakan utamanya adalah serangga. Burung ini sesekali terlihat makan buah-buahan atau bagian dari tanaman termasuk biji. Mereka mencari makanan di pohon-pohon, semak, dan ranting pohon yang lebih rendah.
Poksay hongkong hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil, baik burung sejenis maupun jenis poksai lain (kelompok laughingthrush). Mereka sering bersembunyi sehingga sulit untuk dilihat keberadaannya.
Musim kawin dimulai sejak Maret hingga Agustus. Siklus ini berlangsung setiap tahun. Biasanya pada bulan-bulan tersebut, poksay dewasa jantan akan terlihat lebih gacor daripada biasanya.
Sarang berbentuk mangkuk terbuka yang lebar dan terbuat dari rotan, bambu, daun-daun kering dan akar-akaran. Sarang akan ditempatkan dalam lokasi yang sangat tersembunyi di antara semak ataupun ranting-ranting pohon yang rindang, dengan ketinggian 1 – 2 meter dari permukaan tanah.
Perawatan poksay hongkong
Perawatan sebagian besar jenis burung poksay relatif mudah, demikian pula dengan poksay hongkong. Burung ini tidak terlalu merepotkan. Selama kondisinya fit dan sehat, mereka akan selalu rajin berkicau. Jadi, kunci perawatannya adalah membuatnya selalu sehat dan fit, agar mereka bisa menghibur kita dengan lagu-lagu merdunya.
Berikut ini intisari perawatan harian untuk poksay hongkong :
·      Perawatan harian dimulai dengan mengeluarkan burung sejak subuh, untuk tujuan pengembunan. Setelah itu, burung bisa diberi pakan berupa 2 ekor ulat bambu. Multi Vitamin, Kroto dan Buah pepaya bisa disediakan sebagai tambahan nutrisi bagi mereka.
·         Setelah matahari mulai terbit, mandikan burung, baik dengan cara disemprot (poksay sangat suka mandi dengan cara disemprot) maupun mandi dalam karamba.
·         Usai mandi, burung di angin-anginkan di tempat teduh selama beberapa menit agar bulu-bulunya kering.  Sambil dianginkan, burung bisa diberikan 3-5 ekor jangkrik dan 2 ekor ulat hongkong.
·         Penjemuran bisa dilakukan selama 1 – 1,5 jam, dan diakhiri sebelum matahari benar-benar makin terik.
·         Setelah penjemuran, burung bisa digantung di tempat teduh sampai sore hari. Sediakan kroto dan buah pepaya sebagai asupan tambahan bagi burung. Lebih baik lagi jika kroto atau buah diolesi dulu dengan multivitamin seperti BirdVit, untuk menjaga kondisi burung agar selalu fit sebagai syarat utama agar burung rajin bunyi,
·         Sore hari, berikan 3 ekor jangkrik dan 1 ekor ulat bambu.
·         Mandi sore bisa diberikan lagi, boleh juga tidak. Usai mandi sore, burung kembali diangin-anginkan di tempat teduh.
·         Mulai pukul 18.00, burung dimasukkan ke dalam rumah untuk beristirahat sampai pagi berikutnya.
Seperti halnya poksay mandarin, poksay hongkong pun menyukai mandi hujan-hujanan. Karena itulah, jika kebetulan turun hujan rintik-rintik ( tidak terlalu deras) pada pagi hingga siang hari, burung bisa diberikan mandi hujan-hujanan selama beberapa menit.
Untuk poksay bahan yang masih jarang berbunyi, Anda bisa memancingnya dengan suara poksay dari mp3 atau sumber lainnya. Meski termasuk burung koloni, jika sudah memasuki musim kawin, mereka cenderung bersifat teritorial. Untuk menunjukan sifat teritorialnya, mereka akan berkicau sambil mengeluarkan gaya tarinya yang indah denan mengangkat kedua sayapnya tinggi-tinggi dan bergoyang ke kiri dan ke kanan.
Tips singkat penangkaran poksay hongkong
Dalam penangkaran poksay hongkong, pastikan lokasi kandang aman dan terhindar dari gangguan baik dari binatang lain (kucing /  anjing) maupun gangguan manusia (suara bising, dll).
Salah satu hambatan terbesar dalam penangkaran poksay adalah sulitnya mendapatkan burung muda. Sebab, yang banyak dijumpai di pasar burung biasanya burung yang sudah tua. Belakangan ini, di PB Pramuka, mulai banyak dijumpai kembali poksay hongkong yang masih muda dan bisa dirawat sedemikian rupa untuk dijadikan calon induk.
Tetapi, bagaimana jika kebetulan kita hanya mendapatkan burung berusia tua, dengan ciri antara lain kakinya bersisik seperti sepatu bot? Jangan khawatir, untuk mendongkrak birahinya, Anda bisa memberikan terapi BirdMature, yang sekaligus bisa meningkatkan fertilitas dan daya tetas telur.
Kandang penangkaran idealnya memiliki ukuran 4 x 4 m2 dan tinggi 2 meter. Jika lahan tidak memungkinkan, ukuran kandang bisa diperkecil menjadi 1 x 2 m2 dan tinggi 2 meter. Masukkan tanaman berdaun rindang ke dalam kandang penangkaran, untuk menciptakan kemiripan situasi dengan kondisi di alam liar. Apalagi poksay hongkong memiliki kebiasaan sering bersembunyi di tempat rindang, termasuk membangun sarangnya di balik dedaunan rindang tersebut.
Kandang penangkaran poksay hongkong lengkap dengan tanaman.

Bahan sarang bisa menggunakan jerami atau rumput kering, serat nenas, daun cemara kering, serat goni atau material sarang lain yang bisa dibeli di toko burung. Sebagian bahan sarang disebarkan di dasar kandang, dan sebagian lagi disebarkan di antara ranting-ranting oepohonan yang ada di dalam kandang tersebut.
Sarang tersebut nantinya akan dibuat sendiri oleh burung dan disusun di antara ranting dan kerindangan daun dari tanaman yang sudah disediakan. Jadi, Anda tidak perlu membuatkan sarang untuk mereka.
Proses perjodohan tidak terlalu sulit, cukup dengan menempelkan sangkar yang berisi burung jantan dan burung betina setiap hari. Tahap perkenalan ini akan berlanjut ke tahap saling mengikat yang ditandai dengan tarian khas burung jantan dan suara balasan yang khas dari burung betina.
Suara poksay hongkong sekaligus bisa dijadikan media untuk membedakan jenis kelamin burung. Burung jantan memiliki suara yang sangat bervariasi, sedangkan burung betina tak bisa berkicau dan hanya memiliki nada panggilan (call) saja.
Setelah berjodoh, burung bisa secepatnya dimasukkan ke dalam kandang penangkaran, yang di awali dengan burung betina dulu. Masukkan burung betina pada pagi hari, kemudian burung jantan baru dimasukkan pada malam harinya.
Pakan yang diberikan adalah voer dan serangga seperti jangkrik dalam jumlah cukup (misalnya 10 ekor) yang diberikan pagi dan sore hari. Jangkrik bisa dispet dengan BirdMature, karena suplemen ini perlu diberikan tiap hari sampai induk betina mengerami telurnya. Tambahkan ulat hongkong dan ulat bambu setiap harinya.
Poksay betina akan membuat sarangnya tersembunyi di antara dedaunan rindang yang sudah disediakan, dan pada masa itu mereka tidak boleh terganggu, baik oleh manusia maupun binatang lainnya. Sebab, gangguan bisa menyebabkan mereka akan membuang dan mengabaikan telurnya.
Poksay yang sedang bersarang.

Induk betina umumnya akan menghasilkan telur sebanyak 2 –  4 butir, yang akan dieraminya selama 17 hari.

Piyik poksay yang baru menetas.

Setelah menetas, anakan akan tumbuh dengan cepat. Mereka umumnya sudah menjadi mandiri saat berumur 14 – 16 hari. Burung-burung muda atau trotolan ini akan benar-benar disapih setelah berumur 35 – 45 hari.
Poksay muda.

Pada masa pelolohan tersebut, pemberian pakan serangga bisa ditingkatkan menjadi 2 -4 kali lipat dari biasanya.
Tetapi, Anda juga bisa memanen anakan sejak awal, pada umur 10 hari. Anakan diangkat bersama sarangnya dan dirawat dengan cara handfeeding. Metode ini bisa mempercepat burung cepat jinak dan cepat bunyi saat dewasa nanti. Dengan pemanenan lebih awal, induk juga bisa kembali berproduksi.
Meski memiliki keterbatasan dalam suara kicauannya, poksay hongkong bisa dimaster dengan suara burung lainnya. Berikut ini dua video poksay hongkong sebagai tambahan bekal bagi Anda yang ingin menangkarnya.


(Sumber : omkicau.com)